RAJAMOBIL.COM, Los Angeles – Tahun ini dan tahun depan, kinerja keuangan Tesla diprediksi akan sedikit terganggu seiring belum pulihnya penjualan menyusul melemahnya harga minyak dunia.
Penjualan di China, yang menjadi pasar otomotif terbesar dunia dan Tesla lumayan menanamkan investasi besar di sana, juga meleset dari perkiraan Tesla. Masalah persepsi soal lamanya waktu pengisian baterai dan jarak tempuh yang terbatas dari kendaraan listrik, turut menjadi biang keladi lesunya penjualan Tesla di Negeri Tirai Bambu.
Belum lagi belum bangkitnya harga minyak dunia yang berimbas pada murahnya harga bahan bakar, telah mendorong penjualan mobil jenis SUV dan mobil bermesin besar yang rakus BBM di AS, yang notabene adalah pasar utama Tesla.
Namun ada satu lagi masalah yang dapat menjadi pemicu penurunan kinerja keuangan Tesla, yaitu melemahnya nilai tukar euro. Untuk itu, analis dari Deutsche Bank terpaksa menangkas proyeksi laba Tesla Motors Inc. untuk 2015 dan 2016 berkaitan dengan eksposur terhadap euro.
Analis tersebut memprediksi Tesla akan melaporkan laba 11 sen dolar AS per lembar saham tahun ini, turun dari ekspektasi sebelumnya sebesar 52 sen per saham, dan US$1,75 per saham pada 2016, dari US$2 per saham.
Seperti dilansir The Wall Street Journal, Deutsche Bank mempertahankan target harga saham Tesla di angka US$245 dan tetap merekomendasi beli untuk saham perusahaan kendaraan listrik asal AS itu.
Saham Tesla diperkirakan akan melemah 3% pekan ini. Saham perusahaan pimpinan Elon Musk itu telah tergerus nilainya sebesar 21% dalam 12 bulan terakhir. [yog]