RAJAMOBIL.COM, Jakarta – Indonesia kembali berpartisipasi dalam ajang Shell Eco-marathon Asia 2019. Sebanyak 28 mobil listrik masa depan, yang berasa dari 22 universitas akan bertanding untuk meraih gelar sebagai mobil paling hemat energi.

Dalam gelaran ini, Malaysia kembali jadi tuan rumah Shell Eco-marathon Asia (SEM Asia) 2019. Event ini merupakan bagian dari program global Make the Future Live. Berlokasi di Sirkuit International Sepang, Kuala Lumpur, ajang ini sekaligus menandai 10 tahun diselenggarakannya kompetisi yang menantang para mahasiswa untuk mendesain dan merakit beragam mobil hemat energi untuk diuji dalam lintasan balap.

Baca juga : Ingat, Mobil Listrik Tidak Bisa Pakai Sembarangan Ban

Mobi Listrik Anak Bangsa

“Setiap tahun kami menyaksikan standar performa tim yang semakin meningkat, begitu juga semangat dan kegigihan para mahasiswa peserta Shell Eco-marathon Asia. Sirkuit Internasional Sepang di Malaysia adalah lokasi sempurna yang akan menjadi saksi lahirnya berbagai inovasi baru desain kendaraan,” ungkap Shanna Simmons, Direktur Teknis Shell Eco-marathon Global.

Para tim mahasiswa juga berkesempatan bertanding di ajang Shell Eco-marathon Driver’s World Championship. Ajang ini merupakan tantangan bagi para tim terbaik. Mereka harus memadukan tingkat efisiensi energi kendaraan mereka dengan kecepatan dan keahlian mengemudi di lintasan balap. Singkatnya, kompetisi adu cepat sampai garis finish, dengan bahan bakar paling efisien.

Sebelumnya, Indonesia telah berhasil meraih kemenangan lewat Tim Bumi Siliwangi 4 dalam ajang Driver’s World Championship tahun 2016. Kemenangan tersebut memberikan kepercayaan diri untuk ikut serta dalam kompetisi ini, sekaligus sebagai pembuktian terhadap keputusan Presiden  tentang kendaraan listrik yang ditargetkan akan berlaku pada kuartal pertama 2019.

Mobi Listrik Anak Bangsa

Baca juga : Mitsubishi Support Pemerintah Bangun Quick Charger Mobil Listrik

Darwin Silalahi, Presiden Direktur dan Country Chairman Shell Indonesia mengatakan, seiring dengan perkembangan transisi energi, kami harus terus meningkatkan kualitas bahan bakar dan pelumas Shell untuk memastikan tercapainya efisiensi maksimum pada mesin konvensional.

Sejak ajang SEM tahun 2010, tim mahasiswa Indonesia telah memimpin kategori kendaraan mesin pembakaran dalam dan juga memimpin dalam kategori kendaraan listrik.

“Kami yakin lewat pengalamam mereka tersebut, akan memberikan kontribusi pada peningkatan kapasitas dan mobilitas yang lebih cerdas dan lebih bersih bagi masa depan Indonesia,” tutup Darwin.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?