Ini Jawaban Nissan Soal Produk Bersasis Monokok

RAJAMOBIL.COM, JAKARTA – Imbauan Kementerian Perindustrian agar prinsipal di Tanah Air meningkatkan produksi kendaraan bersasis monokok untuk menembus pasar global, mendapat tanggapan dari pihak Nissan Motor Indonesia.

General Manager Marketing Strategy and Public Relations PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Budi Nur Mukmin menyatakan sasis monokok dengan kombinasi roda penggerak depan cenderung efisien dalam konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan lebih nyaman dalam pengendalian.

Namun, penyeragaman produk bersasis monokok tidak bisa dilakukan karena setiap model kendaraan memiliki karakteristik berbeda-beda, terutama terkait dengan peruntukan penggunaannya.

“Sektor industri tidak bisa mengeneralisasi struktur produk karena karakter setiap kendaraan berbeda. Untuk kendaraan pikap dan sport utility vehicle (SUV) yang digunakan dalam medan berat, kurang cocok dengan spesifikasi sasis monokok dengan kombinasi roda penggerak depan,” katanya di Jakarta, Kamis (5/2).

Sementara sistem penggerak roda belakang, menurut Budi, akan memberikan tenaga lebih besar karena bersifat mendorong beban. Selain itu, sasis terpisah (ladder) seperti yang diterapkan pada pikap, memiliki keunggulan dalam mereduksi getaran dari jalan karena adanya bantalan frame dan bodi.

“Selain itu, tergantung kebutuhan pasar. Bagi pelaku industri, regulasi demikian jadi second point karena yang pertama adalah kebutuhan pasar,” paparnya.

Budi mengakui, hampir semua produk NMI sudah menggunakan sasis monokok dengan roda penggerak depan. Adapun produk yang masih dengan struktur sasis bodi terpisah dengan roda penggerak belakang adalah pikap besar Navara.

Terkait dengan rencana ekspor mobil dari Indonesia, menurut Budi, sangat bergantung pada keputusan prinsipal. “Ke depan, kami berencana melakukan ekspor produk Datsun ke negara-negara ASEAN di luar Malaysia, Singapura, dan Thailand karena mempunyai potensi yang prospektif,” ujarnya.

Rencana ekspor Nissan per tahun adalah sekitar 6.000 unit Juke dan 2.400 unit Livina X Gear dalam bentuk CBU ke Thailand. Serta sekitar 9.000 unit Grand Livina dan Livina X Gear per tahun dalam bentuk terurai (CKD) ke Malaysia. [yog].

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?