RAJAMOBIL.COM, Jakarta – Industri otomotif Indonesia berpotensi mengalahkan Thailand asalkan ada dukungan pemerintah berupa kebijakan yang pro industri.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan sulit untuk menggenjot volume ekspor seiring belum berpihaknya kebijakan pemerintah terhadap industri otomotif.
“Para pelaku industri masih kesulitan untuk menggenjot ekspor karena beberapa rintangan, antara lain kebijakan pemerintah yang belum pro industri,” kata Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, di Jakarta.
Menurutnya, kebijakan seperti bea masuk anti dumping (BMAD) serta pembolehan impor truk bekas akan menghambat laju industri roda empat dalam negeri. Nanti ujungnya, produksi semakin menyempit sehingga menyusahkan prinsipal untuk memutuskan ekspor.
“Dengan kebijakan itu, prinsipal tidak melihat adanya volume pasar dan domestik yang bisa dijadikan landasan keputusan ekspor pada masa mendatang,” papar dia.
Selain itu, lanjut Nangoi, pemerintah harus memperhatikan pembangunan infrastruktur penunjang ekspor.
Menurut data Gaikindo, ekspor mobil utuh selama Februari tahun ini hanya sekitar 11.616 unit. Jumlah itu menurun lebih dari separuh pencapaian ekspor periode yang sama tahun lalu yang mencapai 18.101 unit. Kinerja Februari memang menyiratkan perbaikan ketimbang Januari 2016.
Selama periode Januari volume ekspor mobil utuh hanya sekitar 10.630 unit, lebih rendah 9,2% dibandingkan dengan Februari.
Secara keseluruhan, total ekspor mobil utuh dalam dua bulan pertama tahun ini hanya sekitar 22.246 unit. Pada Februari tahun ini, ekspor mobil merupakan yang terkecil sejak tiga tahun terakhir. [yog]