RAJAMOBIL.COM, Jakarta – Pemerintah Indonesia mendorong sejumlah perusahaan komponen otomotif asal Jepang untuk menanamkan atau menambah investasi di Indonesia.
“Perusahaan komponen otomotif dari luar khususnya Jepang diharapkan berinvestasi di Indonesia dan menggandeng perusahaan komponen lokal di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Rabu (13/4).
Menurut Saleh, saat ini memang masih banyak komponen otomotif impor. Tetapi pemerintah sudah mendorong perusahaan komponen luar khususnya dari Jepang untuk investasi dan bekerjasama dengan perusahaan lokal.
Saleh menilai, industri komponen belum merasakan dampak dari ekspansi perusahaan otomotif.
“Produsen mobil asal China PT SAIC General Motors Wuling (SGMW) Motor Indonesia baru mengoperasikan pabrik pada 2017. Begitu juga dengan ekspansi Toyota Manufacturing Motor Indonesia (TMMIN) yang masih dalam status pembangunan proyek perluasan pabrik di Karawang, Mitsubishi Motors baru meresmikan pabrik baru pada 2017,” papar dia.
Sedangkan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian, Haris Munandar, mengatakan pihaknya telah menawarkan insentif berupa tax allowance kepada industri komponen kendaraan bermotor untuk meningkatkan investasi.
“Industri komponen belum termasuk pionir, kalau insentif tax allowance bisa kami usulkan. Pada sektor industri otomotif, banyak pilihan insentif, tidak hanya tax holiday,” ujar Haris.
Dalam Perpres No. 28/2008 tersebut tertulis bahwa industri pionir adalah industri yang memiliki keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi baru, serta memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional. Kendati dalam beleid itu tidak dituliskan secara langsung mengenai jenis-jenis industri pionir, Kementerian Perindustrian telah memastikan bahwa industri komponen tidak termasuk dalam kategori tersebut.
“Selama ini, pemerintah juga memberikan sejumlah insentif kepada industri otomotif, salah satunya adalah bea masuk ditanggung pemerintah. Untuk insentif lain akan kami kaji apa yang memungkinkan untuk diberikan,” tutur Haris. [yog]