RAJAMOBIL.COM, Jakarta – Toyota menorehkan catatan manis tahun lalu. Hal ini diwujudkan dengan nilai ekspor kendaraan yang diproduksi Toyota di Indonesia untuk berbagai negara di seluruh dunia yang mencapai 206.600 unit pada 2018. Angka ekspor kendaraan utuh atau Complete Build Up (CBU) ini tumbuh empat persen dibanding 2017 yang hanya mencapai 199.600 unit.

Tidak hanya dalam bentuk kendaraan utuh, ekspor kendaraan dalam bentuk terurai atau Completely Knock-Down (CKD) juga dilakukan Toyota tahun lalu. Sebanyak 42.700 unit, mesin tipe TR dan NR sebanyak 146.000 unit serta komponen sebanyak 107,6 juta buah dikirim Toyota keberbagai belahan dunia.

Menurut Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), upaya untuk selalu kompetitif dalam hal produk membuat nilai ekspor Toyota menorehkan prestasi tahun lalu.

“Performa ekspor CBU Toyota tetap naik positif di tengah situasi perang dagang dan proteksi di beberapa negara. Hal ini tidak terlepas dari upaya kami untuk selalu kompetitif serta sinergi dan dukungan yang kuat dari Pemerintah Indonesia, sehingga kinerja ekspor Toyota dapat terjaga walaupun kondisi makro ekonomi dunia cenderung kurang menguntungkan,” papar Warih dalam keterangan tertulisnya pada Rajamobil.com.

Catatan positif ekspor otomotif Indonesia di tahun lalu memberikan optimisme bagi Toyota dalam mempertahankan performa ekspor di tahun 2019. Adanya ekspansi ekspor beberapa model CBU bermerek Toyota yang dilakukan pada tahun 2018 yang lalu, membuat Toyota tetap fokus pada kestabilan performa ekspor (termasuk didalamnya kualitas produk, ketepatan waktu pengiriman) di negara tujuan baru bisa tetap
terjaga.

“Kami memproyeksikan bahwa kinerja ekspor CBU bermerek Toyota naik lebih dari 5%. Studi-studi untuk mempelajari destinasi ekspor baru termasuk ke Australia masih terus kami lakukan. Di saat yang sama kami juga berupaya tetap fokus dalam hal menjaga kestabilan performa ekspor di negara baru tujuan ekspasi tahun 2018 yang lalu seperti Afrika dan Amerika Latin,” tutur Warih.

Semua kendaraan CBU yang diekspor ke berbagai negara itu merupakan produksi lokal dengan tingkat kandungan dalam negeri mencapai 75% sampai 94%. Sampai saat ini setidaknya sudah lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia dan Timur Tengah yang menjadi tujuan ekspor Toyota.

Kondisi ekonomi makro dunia merupakan tantangan tersendiri bagi kinerja ekspor otomotif dalam negeri. Menyikapi hal tersebut Toyota memandang bahwa daya saing industri menjadi kunci untuk bisa bertahan bahkan memenangkan persaingan global.

“Tidak ada jalan lagi selain meningkatkan competitiveness industri dalam negeri dari hulu hingga ke hilir untuk bisa mempertahankan posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi dan ekspor di kawasan Asia-Pasifik. Peningkatan kandungan lokal murni (true localization) produk yang dimulai dari penggunaan sumber material dalam negeri, menjadi upaya yang fundamental untuk menjaga daya saing,” pungkas Bob Azam, Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT TMMIN.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?