RAJAMOBIL.COM, Jakarta – Tidak hanya Pertamina, kini banyak pilihan stasiun pengisian bahan bakar di Indonesia. Hal ini memberikan alternatif bagi para pengguna kendaraan untuk mengisi bahan bakar yang diinginkan. Ada merk yang menawarkan performa tinggi, ada yang menawarkan harga murah. Tergantung konsumen ingin yang mana.
Akan tetapi, banyak mitos beredar yang terkadang malah menyesatkan. Seperti menggunakan bensin oktan tinggi di kendaraan kompresi rendah membuat mesin lebih optimal Atau ada juga yang mencampurkan bensin dengan oktan yang berbeda, atau bahkan yang lebih ekstrim, menggunakan kandungan kimia tertentu yang dicampurkan ke kandungan bensin.
Ambil contoh, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Kedua mobil ini menggunakan perbandingan kompresi 11:1, karena menggunakan mesin yang mirip. Ini berarti, Avanza dan Xenia bisa menggunakan besin beroktan 98, dan batas atas 102. Sebagai catatan, kedua mobil itu berarti bisa ‘minum’ Pertalite, Pertamax, dan.
Lalu, bagaimana jika konsumen ingin mencoba mencampur menggunakan bahan bakar dengan oktan yang lebih tinggi? Atau mau mencoba lebih rendah? Dilansir dari salah berbagai sumber, ada efek-efek yang akan ditimbulkan akibat penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai ini.
- Membuang uang untuk sesuatu yang percuma, karena jika oktan tidak sesuai dengan kompresi, akan terjadi kerusakan
- Tenaga yang justru tidak keluar, karena bahan bakar oktan tinggi membutuhkan waktu serta ketepatan suhu agar bisa terbakar sempurna
- Jika mengisi mobil kompresi tinggi dengan oktan rendah, akan terjadi knock-down, mengakibatkan mesin hancur secara perlahan
Tiga efek diatas akan anda tanggung jika masih ingin mencoba menggunakan bahan bakar dengan oktan yang tidak sesuai. Sebaiknya sebelum membeli kendaraan, pastikan anda bertanya berapa perbandingan kompresi mobil yang anda beli, sehingga anda bisa menggunakan bahan bakar dengan kandungan oktan yang tepat.
