Serba Serbi Lampu Utama Mobil

Autovision

RAJAMOBIL.COM, Jakarta – Lampu utama mobil menjadi semacam mata bagi pengemudi untuk melihat kondisi jalan, terutama pada malam hari atau suasana gelap. Lampu jenis apa yang paling pas?

Saat ini lampu atau bohlam yag banyak beredar di pasaran ada tiga jenis, yakni halogen, HID/Xenon dan LED. Mana yang lebih baik? Jawabannya masing-masing punya keunggulan dan kelemahan, demikian penjelasan pemilik toko aksesoris otomotif di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu.

Autovision
Autovision

Berikut tiga hal yang perlu dipertimbangkan ketika memilih bohlam lampu mobil:

1. Halogen.

Bohlam halogen adalah jenis yang paling banyak dipakai untuk lampu utama otomotif. Lampu jenis ini memiliki bohlam filamen, mirip dengan lampu di rumah. Keunggulan bohlam halogen adalah rendah perawatan dan harganya biasanya cukup terjangkau. Namun demikian, pancaran cahayanya kalah terang jika dibandingkan dengan HID/Xenon atau LED.

2. HID/Xenon.

Bohlam HID (High Intensity Discharge) memasuki industri otomotif pada medio 1990-an dan kemudian muncul sebagai pilihan populer bagi mobil-mobil mewah, semacam BMW, Mercedes, dan Audi. Tak seperti halogen, bohlam HID tak memiliki filamen. Sebagai gantinya, cahaya HID berasal pengapian gas xenon di dalam tabung. Dibandingkan dengan bohlam halogen, HID memiliki cahaya jauh lebih terang ketimbang dan masa pakai lebih lama, selain juga tak butuh watt tinggi.

Jika kendaraan Anda dilengkapi dengan lampu HID, saat penggantian juga harus dengan HID. Jika HID yang dipilih tak sesuai dengan spesifikasi pabrikan, bisa tetap dipakai tapi Anda harus membeli conversion kit. Pasalnya, bohlam HID butuh arus listrik berbeda dengan yang dihasilkan kendaraan, makanya perlu ballast untuk mengatasinya. Biasanya, kebanyakan conversion kit tinggal pasang (plug and play).

3. LED.

LED (Light emitting diodes) adalah teknologi terbaru untuk bohlam lampu kendaraan, meski teknologi ini sudah ada sejak medio 1900-an. Di industri otomotif, LED biasanya dipakai untuk penerangan non-proyeksi, seperti lampu ruangan, lampu untuk plat nomor kendaraan dan lampu belakang (rem). Tapi belakangan lampu jenis ini semakin banyak dipakai sebagai lampu utama.

Tak seperti halogen, LED tak membutuhkan ballast, atau kabel khusus. Dan karena LED itu adalah diode, makanya lebih awet ketimbang halogen dan HID. Sama dengan bohlam HID, juga diperlukan conversion kit jika kendaraan Anda tak menggunakan LED yang sesuai standar pabrik. Lampu LED umumnya berharga lebih mahal ketimbang halogen dan HID.

Selain ketiga jenis lampu tersebut di atas, Anda juga perlu memahami kapasitas lampu (watt). Bohlam untuk lampu utama memiliki watt yang berbeda-beda. Semakin besar watt, semakin banyak lumen yang dikeluarkan oleh bohlam (semakin terang). Lampu halogen pengganti standar umumnya memiliki kapasitas 55 watt untuk sebagian besar kendaraan, sementara bohlam HID berada di kisaran 35 watt.

Semakin tinggi angka watt semakin terang cahaya yang keluar dari bohlam. Tapi jangan memilih watt terlalu besar karena akan membuat silau pengemudi dari arah berlawanan. Selain itu, watt yang terlalu tinggi akan merusak sistem kelistrikan kendaraan, seperti kabel terbakar untuk jangka panjang dan rumah lampu menjadi kuning.

Anda juga perlu mengetahui tentang Kelvin rating. Peringkat Kelvin ini akan menentukan warna cahaya yang keluar dari lampu. Semakin rendah Kelvin rating (2.500K hingga 3.500K) maka cahaya akan tampak kekuningan, 3.800 – 4.000 terlihat putih, dan semakin tinggi Kelvin rating, cahaya yang keluar adalah biru (6.000K – 10.000K) atau bisa juga ungu (12.000K).

Untuk diketahui, Kelvin rating tidak berpengaruh terhadap kecerahan cahaya, tapi perubahan warna cahaya pada bohlam dengan watt lebih tinggi (biru/ungu), maka cahayanya tidak seterang bohlam dengan angka Kelvin di tengah-tengah. Dengan alasan untuk keselamatan, maka sebagian besar lampu untuk kendaraan tersedia dalam kisaran kelvin rating di 3.400K hingga 5.000K. [yog]

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?