RAJAMOBIL.COM,JAKARTA–DFSK Gelora E kini terpilih menjadi sarana uji coba transportasi di Bandara Halim Perdanakusuma.
Uji coba yang melibatkan Evista sebagai operator transportasi ini guna mengetahui kemampuan DFSK Gelora E sebagai kendaraan niaga listrik pertama di Indonesia.
DFSK Gelora E melayani mobilitas bandara. Khususnya mengantarkan para penumpang Bandara Halim ke berbagai tujuan di Jabodetabek.
Bandara Halim Perdanakusuma merupakan salah satu gerbang kedatangan di DKI Jakarta. Rata-rata kunjungan penumpang mencapai 6.000-7.000 orang per harinya.
“Kami tentu sangat terbuka dengan berbagai peluang-peluang pemanfaatan kendaraan listrik untuk memenuhi mobilitas masyarakat yang beragam,” kata Marketing Head PT Sokonindo Automobile, Achmad Rofiqi.
CEO and Founder Evista, Erlang hadiwiguna, menegaskan Evista merupakan Jasa Pelayanan Transportasi Listrik Pertama dan satu satunya Di Indonesia yang keseluruhan armadanya menggunakan mobil listrik.
Saat ini baru beroperasi di Bandara Halim Perdanakusuma untuk melayani penumpang yang turun dari Bandara Halim PerdanaKusuma menuju tujuan di area Jabodetabek.
Inovasi terbaru dari Evista adalah pemanfaatan uji coba DFSK Gelora E sebagai armada untuk mendukung mobilitas masyarakat Jabodetabek, khususnya para penumpang pesawat yang ada di Bandara Halim.
“DFSK Gelora E menawarkan efisiensi sebagai sebuah kendaraan, kenyamanan penumpang selama perjalanan, serta ruang bagasi yang besar untuk memuat berbagai barang bawaan penumpang,” ujar Erlang.
Industri 4.0
Uji coba DFSK Gelora E juga sebagai bentuk komitmen Evista dalam mendukung program Net Zero Emission pemerintah.
Pemprov DKI Jakarta sedang menghadapi bencana polusi udara, dan sesuai dengan slogan Perusahaan Enjoy Your Trip With Zero Emission.
Seluruh DFSK Gelora E ini merupakan hasil produksi pabrik Cikande, Serang, Banten. Pembuatannya sudah mengadopsi berbagai teknologi produksi terkini dan modern. Sehingga memenuhi status sebagai industri 4.0.
Secara keseluruhan pabrik DFSK mampu memproduksi 50 ribu unit per tahun. Hal itu berkat dukungan teknologi robotik dan sumber daya manusia (SDM) terlatih. Teknologi robotik yang diusung pabrik DFSK sudah mencapai 90 persen untuk proses produksi.