RAJAMOBIL.COM, Jakarta – Meski kerap dituding sebagai penambah kemacetan, kehadiran mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC) ternyata juga memberikan berkah tersendiri bagi sektor industri di Tanah Air.
Untuk produksi mobil-mobil murah berharga di kisaran Rp100 jutaan ini meningkatkan penggunaan kandungan lokal serta merangsang pendirian pabrik komponen, dengan target sekitar 100 industri baru per tahun.
“Sangat realistis bila kami menargetkan 100 industri komponen baru akan muncul berkat keluarnya produk LCGC. Saat ini, terdapat investasi komponen LCGC senilai US$3,5 miliar. Jumlah itu merupakan investasi pada awal produksi LCGC,” kata Direktur Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian, Soerjono, di Jakarta, Selasa (23/9).
Sedangkan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Sudirman M.R., mengatakan sejauh ini kebijakan pemerintah melalui Kemenperin yang mendorong produksi massal mobil LCGC cukup tepat.
“Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengorientasikan industri otomotif bagi penopang perekonomian karena sejak dua tahun lalu volume penjualan telah menembus level satu juta unit,” paparnya.
Dari 230 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) komponen mitra Astra, menurut Sudirman, terdapat 64 yang menjadi pemasok bagi produk LCGC.
“Sejauh ini, yang tercatat telah memenuhi syarat minimal kandungan lokal LCGC hanya Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Keduanya telah mencapai kandungan lokal sebesar 86 persen, sementara produk lainnya masih di bawah 80 persen,” ujarnya.
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 41/2013, pemerintah memberikan potongan dan penghapusan PPnBM bagi mobil yang tergolong LCGC. Melalui PP itu, pemerintah memberikan diskon mulai dari 10 hingga 100 persen.
Merujuk regulasi tersebut, LCGC harus lolos kualifikasi mobil ramah lingkungan, mendukung upaya penghematan konsumsi BBM, serta memanfaatkan energi alternatif lainnya. Ketentuan lainnya, produsen LCGC berkewajiban memproduksi komponen di dalam negeri minimal 80 persen sejak lima tahun diluncurkan.