RAJAMOBIL.COM, Jakarta – Saat ini produksi mobil di Indonesia didominasi kendaraan multiguna atau multipurpose vehicle (MPV). Mobil jenis ini laris manis, sehingga sejumlah prinsipal menjadikan Indonesia sebagai basis produksi MPV.
“Padahal untuk memacu ekspor, Indonesia juga perlu menggenjot produksi sedan, bukan sekadar MPV. Permintaan dunia itu kebanyakan sedan, bukan MPV, sehingga kalau Indonesia ingin ekspor lebih besar, harus bisa menjadi basis produksi sedan,” kata Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto di Jakarta, Rabu (28/1).
Ia memproyeksikan penjualan mobil tahun ini stagnan dibanding 2014, karena dipengaruhi tiga faktor, yakni pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan nilai tukar rupiah.
“Dari ketiga faktor tersebut, faktor paling signifikan adalah pertumbuhan ekonomi. Artinya, jika pertumbuhan ekonomi tertekan, penjualan mobil juga bakal tertekan,” katanya.
Jongkie menyatakan tahun ini pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% hingga 5,8%. Jika target ini tercapai, penjualan mobil diperkirakan mencapai 1,2 juta unit.
“Meski stagnan, Indonesia diperkirakan masih memimpin pasar mobil Asean, mengalahkan Thailand. Tahun ini, penjualan Thailand ditaksir sekitar 1 juta unit dan kami memperkirakan penjualan mobil domestik pada 2020 mencapai 2 juta unit dan 3 juta unit pada 2025,” paparnya.
Namun, Jongkie menegaskan, produksi Indonesia jauh di bawah Thailand yang mencapai 2 juta unit per tahun. Porsi ekspor dan domestik sama, yakni masing-masing 1 juta unit.
“Produksi mobil Indonesia tahun ini diperkirakan hanya 1,3 juta unit, terdiri atas alokasi domestik 1,1 juta unit dan ekspor mobil dalam bentuk utuh (CBU) sebesar 200.000 unit. Thailand lebih banyak ekspor daripada Indonesia, Indonesia harus memacu ekspor tahun ini,” ujarnya. [yog].